Maret 07, 2011

Timur Tengah, What goings on?

Gejolak yang tengah terjadi di Timur Tengah belakangan ini telah menyita perhatian dunia internasional. Secara bergantian, Tunisia, Mesir, Yaman, Libya, Bahrain, sampai Maroko dan Aljazair
mengalami gejolak politik dan stabilisasi keamanan negara. Berbagai masalah menjadi pemicu dari gejolak-gejolak ini. Revolusi di Tunisia merupakan yang paling pertama terjadi. Masyarakat bertekad untuk bersatu secara bersama-sama menurunkan Presiden Zainal Abidin Ben Ali yang telah berkuasa selama berpuluh tahun. Berdasarkan info yang saya peroleh, revolusi di Tunisia dilatarbelakangi oleh peristiwa yang menimpa seorang pedagang. Seorang polisi di Tunisia menggusur lapak seorang pedagang hingga akhirnya pedagang tersebut melakukan aksi bakar diri. Peristiwa itu telah memicu semangat masyarakat untuk melawan rezim yang telah berkuasa di Tunisia selama ini.
        Berbeda dengan apa yang terajadi di Mesir. Revolusi yang terjadi di Mesir dilatarbelakangi oleh aksi pemukulan yang dilakukan oleh seorang polisi Mesir terhadap seorang pemuda. Selanjutnya pemuda tersebut mencurahkan apa yang dialaminya di akun Facebooknya. Semangat masyarakat pun menjadi semakin bergelora untuk menentang rezim Hosni Mubarrak yang tengah berkuasa. Dua rezim di dua negara telah berhasil ditumbangkan, yakni Mesir dan Tunisia. Peristiwa tersebut selannjutnya memotivasi semangat masyarakat di Timur Tengah untuk melakukan hal yang sama di negaranya masing-masing. Saat ini, Bahrain, Libya, Yaman, Maroko, dan Aljazair telah mengalami hal yang serupa. Moammar Khaddafi, Presiden Libya sampai saat ini tetap bersikeras untuk bertahan pada tampuk pimpinannya. Ia mengklaim bahwa rakyatnya masih mencintai dirinya dan ia menuntut Uni Afrika dan PBB segera mengusut kerusuhan yang terjadi di negaranya.
         Bahrain, sebuah negara yang masyarakatnya rata-rata memiliki paham Syiah, kini juga tengah bergejolak. Masyarakat menuntut agar segala bentuk pemerintahan diserahkan kepada komunitas Syiah. Mereka menolak rezim yang saat ini tengah dipegang oleh otoritas Sunni. Di Yaman, masrakat menuntut agar Presiden Ali Abdullah Saleh segera turun dari jabatannya karena sudah berkuasa selama lebih dari tiga puluh tahun. Sementara itu, pemerintah Aljazair tetap bersikukuh untuk melarang aksi demonstrasi di negara tersebut setelah negara tersbut berada dalam status darurat militer beberapa tahun belakangan ini.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar